Penyuntikan Vaksin COVID-19 Jokowi Dosis Kedua Hingga Pro Kontra Kedatngan Vaksin Sinovac ke Indonesia
Penyuntikan Vaksin COVID-19 Jokowi Dosis Kedua Hingga Pro Kontra Kedatngan Vaksin Sinovac ke Indonesia – Vaksin COVID-19 yang akan digunakan masyarakat banyak yang kembali ke Indonesia. Vaksin perusahaan China Sinovac diluncurkan (12/1/2021). Ini fakta:
Penyuntikan Vaksin COVID-19 Jokowi Dosis Kedua Hingga Pro Kontra Kedatngan Vaksin Sinovac ke Indonesia
1. 15 juta dosis vaksin
Vaksin Sinovac diangkut oleh Garuda Indonesia. Lima belas juta dosis vaksin telah diberikan.
Doni Monardo, Kepala BNPB, mengatakan: “Baru-baru ini, bersama Menteri Agama dan Presiden Garuda, kami meninjau 15 juta dosis vaksin Sinovac yang baru masuk ke Indonesia. Proses pencopotan pemasangan.” (1 Januari 2020) .
2. Kesepakatan kesehatan harus dipertahankan
Duny mengatakan, seperti yang dikatakan Presiden Jokowidodo, kalaupun ada vaksin, masyarakat harus tetap melaksanakan kesepakatan kesehatan.
Dia berkata: “Vaksin harus diimbangi dengan kepatuhan terhadap peraturan kesehatan.”
3. Materi pengiriman vaksin
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan digunakan 15 juta bahan baku vaksin corona. Vaksin akan diproses di Bio Farma. Nanti akan ada sekitar 12 juta vaksin.
“Tuhan ingin mendapatkan 15 juta bahan vaksin dari Sinovac besok (12/1), dan Bio Farma bisa memprosesnya dalam waktu satu bulan. Makanya, awal Februari kita sudah punya 12 juta vaksin, 15 juta diantaranya Bahan baku, “kata Budi saat konferensi call (11/1/2021).
4. Menjamin tidak ada daging babi
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap semua kelompok agama ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 saat tiba giliran mereka. Dia secara khusus mencontohkan, bagi umat Islam, vaksin COVID-19 sudah mendapatkan fatwa halal dan sakral dari MUI.
Ia mengatakan: “Khusus untuk umat Islam, saya juga ingin menyampaikan fatwa halal dan sakral dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam hal ini, Panitia Fatwa Fait sudah menyampaikan SK.”
Akibatnya, vaksin tidak menggunakan daging babi atau bahan yang terkontaminasi babi dan turunannya. Dia berkata: “Pertama-tama, vaksin ini tidak menggunakan intifa babi atau zat yang terkontaminasi oleh babi dan turunannya.”
Baca Juga : Cara Sederhana Mencegah Virus Corona ( Covid-19 )
Jokowi Terima Suntikan Dosis Pertama Vaksin Covid-19 Sinovac
ffaire.com – Pada Rabu (13/1), Presiden Jokowi menerima dosis pertama vaksin virus corona (SARS-CoV-2). Vaksinasi dilakukan di Kompleks Kepresidenan di Jakarta. Vaksin Covid-19 CoronaVac yang diproduksi oleh perusahaan China Sinovac disuntikkan ke Jokowi untuk pertama kalinya, menandai rencana vaksinasi Indonesia.
Tim dokter presiden menyuntik Jokowi dengan vaksin dan Jokowi di lengan kirinya.
Sebelum disuntik, Jokowi tampak berkonsultasi dengan kesehatan umumnya. Tim dokter Presiden juga menunjukkan kotak vaksin bertuliskan Sinovac, lalu menyuntikkan vaksin tersebut ke Jokowi.
Selain itu, setelah Jokowi, beberapa menteri kabinet Maju juga mendapat dosis pertama vaksin Sinovac. Meski begitu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin tetap tidak ikut vaksinasi karena usianya.
Pada tahap pertama rencana vaksinasi Covid-19, pemerintah menempatkan pemberi vaksin pada daftar prioritas. Kelompok prioritas pertama adalah tenaga kesehatan, tenaga pendamping kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja di dinas kesehatan, TNI / Polri, pejabat hukum dan pejabat pelayanan publik lainnya.
Terkait pemberian vaksin ini, pemerintah juga telah memvaksinasi sedikitnya 70% penduduk Indonesia atau sekitar 182 juta orang. Ini untuk membentuk kekebalan populasi atau kekebalan kawanan.
Sebelumnya, BPOM telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Sinovac.
Penny K. Lukito, Kepala BPOM, memastikan vaksin Covid-19 Sinovac aman digunakan. Menurutnya, efek sampingnya ringan hingga sedang.
Efek samping lokal termasuk nyeri, iritasi, dan bengkak. Pada saat yang sama, efek samping sistemik termasuk nyeri otot, kolaps dan demam.
Pada saat yang sama, frekuensi efek samping keparahan, sakit kepala, penyakit kulit atau diare yang dilaporkan hanya 0,1% hingga 1%. Efek samping ini tidak berbahaya dan dapat disembuhkan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengeluarkan fatwa halal untuk penggunaan vaksin Sinovac.
Pemerintah akan melakukan vaksinasi pertama mulai hari ini pada 13 Januari. Presiden Jokowi dan pejabat lainnya menjadi vaksin pertama yang diberikan vaksin Covid-19.
Menerima suntik vaksin Covid-19 dosis kedua, Jokowi: Tidak terasa
Jakarta. Vaksinasi Covid-19 kedua diterima Presiden Jokowi pada Rabu (27/1) pagi. Vaksinasi dilakukan di Istana Kemerdekaan.
Jokiwi berkata: “Rasanya tidak seperti yang terjadi dua minggu lalu. Dulu, dua jam kemudian, hanya ada rasa sakit dan rasa sakit. Sekarang saya pikir itu sama.”
Menurut dia, efek samping seperti lengan kaku akibat vaksin muncul dua jam kemudian. Namun, efek samping tersebut tidak menghalangi aktivitas Jokowi.
Hari ini, Jokowi berencana mengungkap Kapolri Listyo Sigit Prabowo, yang akan menggantikan Idham Azis karena pensiun. Jokovy berkata: “Saya memiliki aktivitas di mana-mana.”
Pemerintah akan melakukan vaksinasi pertama mulai hari ini pada 13 Januari. Presiden Jokowi dan pejabat lainnya menjadi vaksin pertama yang diberikan vaksin Covid-19.
Perlu diketahui bahwa program vaksinasi saat ini hanya untuk tenaga kesehatan. Sejauh ini baru 250.000 orang yang sudah menerima vaksin. Dia menjelaskan: “Dengan 30.000 vaksinasi, volume vaksinasi harian bisa mencapai 900.000 hingga 1 juta. Ini membutuhkan waktu dan manajemen yang baik.”
Tujuan Jokowi adalah melaksanakan rencana vaksinasi kepada masyarakat pada pertengahan Februari. Dia berkata: “Perlu diingatkan bahwa meskipun kami telah divaksinasi, rencana kesehatan tetap dipertahankan.”
Presiden juga telah memvaksinasi banyak pejabat publik, termasuk Kapolri Idham Azis, Panglima TNI Marsekal Hadi Jajaganto, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Budi Gunadi Sadikin). Ada juga tokoh masyarakat, pemuka agama, dan perwakilan profesional seperti petugas kesehatan.
Perlu dicatat bahwa vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh Sinovac membutuhkan dua suntikan masing-masing 0,5 ml, dengan selang waktu 14 hari.
Berapa banyak uang negara yang digunakan untuk membeli vaksin?
Padahal, pemerintah mengalokasikan 35,1 triliun rupiah dalam APBN tahun ini khusus untuk pembelian vaksin dan perawatan kesehatan. Untuk mencapai tujuan ini, telah digunakan 6.373 miliar rupee.
Diusulkan untuk membeli 3 juta vaksin covid-19 yang diproduksi oleh Sinovac. Tambahkan 100.000 dosis Cansino oleh Kementerian Kesehatan.
Selain vaksin yang diproduksi Bio Farma, lima produsen vaksin covid-19 lainnya sudah mendapat persetujuan pemerintah. Termasuk Bioteknologi Sinovac dan Moderna.
Untuk impor vaksin tersebut beserta bahan bakunya, impor vaksin covid-19 dibebaskan dari pajak impor, tidak mengandung PPN dan PPN-BM, serta dibebaskan dari Pph 22.
Misalnya, 1,2 juta vaksin yang diproduksi Sinovac datang hanya semalam. Bebas bea masuk senilai 14,56 miliar rupee dan bea masuk senilai 363,9 miliar rupee. Biaya yang ditanggung negara tidak terbatas pada vaksin itu sendiri.
Ada biaya-biaya tambahan lainnya. Pengadaan jarum suntik, alcohol swab dan safety box, menelan anggaran 277,45 miliar.
Lain lagi untuk ratusan vaksin refrigerator, cool box, alat pemantau suhu, vaksin carrier dan APD alat pelindung diri, memakan bujet 190 miliar rupiah.
Baca Juga : 4 Negara Yang Paling Banyak Berikan Utang ke Indonesia
Vaksin Diprioritaskan untuk Warga yang Belum Terpapar Covid
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan orang yang telah pernah positif terinfeksi virus corona (Covid-19) tidak mendapat vaksin tahap pertama.
“Untuk orang yang telah terpapar Covid-19 kala tidak divaksin dulu. Prioritas vaksin untuk kala ini untuk orang-orang yang belum pernah terpapar,” kata Wiku didalam jumpa pers yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (12/1).
Pemerintah sebelumnya telah membawa dampak daftar prioritas penerima vaksin. Kelompok prioritas pertama adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja pada layanan service kesehatan, TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas service publik lain.
Terkait perlindungan vaksin ini, pemerintah juga menargetkan setidaknya 70 prosen masyarakat Indonesia atau lebih kurang 182 juta jiwa yang bakal diberi vaksin. Tujuannya, sehingga terbentuk kekebalan populasi atau herd immunity.
“Vaksinasi yang dijalankan di masa pandemi ini memiliki tujuan untuk membentuk kekebalan kelompok. Kekebalan group berikut ini terbentuk berawal dari kekebalan individu yang divaksin,” ujar Wiku.
“Dalam masa pandemi, untuk membentuk kekebalan group tidak perlu memvaksinasi seluruh individu, gara-gara tidak seluruh individu bisa divaksinasi layaknya mereka yang memiliki persoalan kesehatan,” kata dia menambahkan.
Wiku menjelaskan, Indonesia lakukan vaksinasi dengan memprioritaskan group masyarakat tertentu yang memiliki risiko tertular Covid yang lebih tinggi daripada yang lainnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Sinovac. Izin dikeluarkan sesudah hasil evaluasi BPOM
Menurut Wiku, angka efikasi 65,3 prosen ini merupakan hasil uji klinis. Namun, efektivitas vaksin bakal diketahui sesudah dijalankan pemantauan efek perlindungannya di masyarakat yang divaksinasi didalam kurun kala tertentu.
“Herd immunity bakal tercapai misalnya penularannya alami penurunan terus menerus hingga sangat sedikitnya atau tidak tersedia mirip sekali,” ujarnya.